Sabtu, 19 Maret 2016

Some how Love



Based on true story

“Iya Raya sayang, Selamat malam, Selamat tidur yaa.. J
Raya membaca pesan itu sekali lagi sambil tersenyum, entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Ia menutup ponselnya dan memutuskan untuk tidur sebelum menjadi lebih gila karena Rei. Ya, Rei yang mengirimkan pesan itu untuknya, entah apa maksud Rei memanggilnya ‘sayang’, tapi ada sesuatu yang bergejolak di perut Raya setiap kali Rei mengucapkan atau mengirimkan kata-kata semacam itu. Rei dan Raya sudah berteman dekat sekitar 1 tahun yang lalu, saat keduanya sama-sama terlibat dalam satu kegiatan UKM. Awalnya, Raya tidak memiliki perasaan apa-apa pada Rei, ia hanya menganggap cowok itu sebagai kakak dan tempat curhatnya, tidak lebih. Tapi entah sejak kapan, hubungan keduanya menjadi berbeda. Raya mulai sering cemburu mendengarkan Rei bercerita tentang gadis lain, dan Rei mulai bertingkah seperti ‘lebih dari teman’ Raya. Meskipun begitu, Raya selalu menikmati kebersamaannya bersama Rei. Ia selalu nyaman dan bahagia berada di dekat cowok itu. Hanya saja, Raya enggan mengakui bahwa ia punya perasaan lebih pada Rei. Ia takut ternyata ini hanya perasaan sesaat atau malah hanya perasaan sepihak. Bagaimana kalau sebenarnya Raya hanya sekedar terbiasa dengan kehadiran Rei dan tidak benar-benar menyukainya? Atau bagaimana jika ternyata Rei hanya menganggapnya adik? Bagaimana kalau Rei akan menjauh setelah ia tahu Raya menyukainya? atau bagaimana jika selama ini Rei hanya mempermainkan Raya? Atau.. atau.. dan masih banyak atau yang lain berkelebat dipikiran Raya, itu sebabnya ia tidak pernah bertanya atau mengungkapkan apapun pada Rey. Ia tahu itu mustahil untuk dia bersama dengan Rey. Benar-benar mustahil. 
“kok kamu mau sih Ray di gantungin gitu sama Rei? sampai kapan kamu mau diperlakukan dengan status nggak jelas begini?” kata Vita pada Raya. Vita adalah salah satu sahabat Raya. Vita tidak rela Raya diperlakukan seenaknya oleh Rei terus-menerus. Vita tahu bahwa sebenarnya Raya memiliki perasaan yang lebih pada Rei. Ia tahu kalau sebenarnya Raya sayang pada Rei lebih dari sekedar teman, atau kakak, atau sahabat. Ia menyanyangi Rei sebagai Laki-laki. Tetapi Vita tidak tahan pada tingkah laku Rei yang sepertinya hanya memberikan harapan palsu pada Raya. Ia memanggil Raya sayang, menggandeng tangan Raya, menemani Raya ke mana-mana, menceritakan setiap gadis yang dekat dengannya pada Raya. Apa-apaan ini?? Vita tidak tahan. Mendengar perkataan Vita, Raya terdiam beberapa saat sampai kemudian ia menatap Vita.
“Besok Vit, aku akan bertanya, aku akan ngungkapin semuanya”
“Ha? Maksud kamu? Ungkapin apa?”
“Ya semuanya, apa yang aku rasain, apa yang aku bingungkan. Semua yang tidak jelas ini”
“kamu serius??”
Raya mengangguk mantap. Dia sendiri sebenarnya sudah tidak tahan dengan sikap Rei. Ia bosan, ia bosan menjalani sesuatu yang tidak jelas dan tidak ada ujungnya ini. Ia harus mendapatkan kepastian, walaupun ia harus melukai harga dirinya.
 ***
“kita berjalan bersama, sebagai kakak dan adik..”
Rei tersenyum setelah mengatakan itu semua. Tadi, baru saja Raya bertanya sebenarnya apa arti hubungan mereka berdua. Dan itu adalah jawaban Rei, Kakak dan adik. Raya sempat terpaku pada pernyataan Rei. Entah kenapa, awalnya ia berharap Rei akan bilang bahwa ia menyukai Raya, menganggap Raya lebih dari sekedar teman, sahabat, adik. Tapi Raya seharusnya sudah tahu bukan? Seharusnya ia sadar, sampai kapanpun, Rei hanya akan menganggapnya adik. Raya sudah tahu ini akan terjadi, sambil menahan rasa sakit di hatinya, Raya tetap tersenyum.
“kalau begitu saatnya aku mundur bukan?”
“mundur? Mundur dari apa?” Rei tidak mengerti maksud Raya.
“ya mundur dari orang yang aku suka.. ingatkan? Aku pernah bilang aku menyukai seseorang dan aku mungkin akan mundur dari dia?” Raya tersenyum.
“jadi maksud kamu, selama ini.....”
Rei tertegun, jadi selama ini Raya menyukai dirinya? Yang dimaksud Raya selama ini Rei? Tapi kenapa? Kenapa Rei tidak menyadarinya? Gadis itu sudah bersamanya selama ini. Kenapa Rei tidak merasakan hal yang sama juga? Kenapa ia tidak menyukai gadis itu? Atau apakah sebenarnya Rei saja yang tidak mau mengakuinya?
***
Raya tiba di depan rumah kosnya hampir pukul 11 malam. Saat Raya hendak masuk, Rei memanggilnya, mengucapkan selamat ulang tahun dan memberinya sebuah kado. Raya tersenyum dan pamit untuk masuk pada Rei, ketika Rei sudah pergi ia bergegas masuk, sambil memeluk erat bungkusan dari Rei, ia menahan rasa yang sakit luar biasa. Air mata yang sejak tadi ia simpan tidak bisa di tahan lagi. Malam itu ia menangis, menangis sejadi-jadinya akibat luka yang ada di hatinya.
***
“Jadi?? Ini orang pada kontra lho kita jalan bareng kayak gini.. mereka nyuruh aku nyari orang lain aja..”
Rei menghela nafas. Dia bingung menghadapi pertanyaan Raya. Oke, Rei baru saja mengakui bahwa sebenarnya dia juga menyukai Raya. Sejak Raya mengungkapkan perasaannya, selama setahun ini Rei sudah berfikir dan berusaha untuk memahami perasaannya sendiri. Dan akhirnya, Rei sampai pada kesimpulan ia juga memiliki perasaan yang lebih pada Raya. Ia tahu, dan sadar. Hubungan mereka saat ini mengundang banyak sekali pendapat dari orang lain, dan melibatkan banyak emosi dari mereka berdua. Ia juga harus tegas pada dirinya sendiri dan Raya. Ia sebenarnya juga merasa kasihan dan bersalah pada gadis itu. Walaupun ia akan mundur saat ini, ia tahu orang yang paling terluka adalah Raya. Ia juga menyukai gadis itu bukan? 
“ya kamu sendiri gimana?” tidak ada jawaban dari orang yang di tanya.
“kalau perasaan kamu masih sama dan kalau kamu mau, ayo mulai saat ini kita jalani semua sama-sama. Kita mulai dari awal lagi sama-sama. Gimana? Kamu mau? Tidak ada jawaban. Tiba-tiba saja sebuah pelukan melingkar erat di pinggang Rei. “Iya, aku mau” J