Based on true story
“Iya Raya sayang, Selamat malam, Selamat tidur yaa.. J”
Raya membaca pesan itu sekali lagi sambil tersenyum,
entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Ia menutup ponselnya dan memutuskan
untuk tidur sebelum menjadi lebih gila karena Rei. Ya, Rei yang mengirimkan
pesan itu untuknya, entah apa maksud Rei memanggilnya ‘sayang’, tapi ada sesuatu
yang bergejolak di perut Raya setiap kali Rei mengucapkan atau mengirimkan
kata-kata semacam itu. Rei dan Raya sudah berteman dekat sekitar 1 tahun yang
lalu, saat keduanya sama-sama terlibat dalam satu kegiatan UKM. Awalnya, Raya
tidak memiliki perasaan apa-apa pada Rei, ia hanya menganggap cowok itu sebagai
kakak dan tempat curhatnya, tidak lebih. Tapi entah sejak kapan, hubungan
keduanya menjadi berbeda. Raya mulai sering cemburu mendengarkan Rei bercerita
tentang gadis lain, dan Rei mulai bertingkah seperti ‘lebih dari teman’ Raya. Meskipun
begitu, Raya selalu menikmati kebersamaannya bersama Rei. Ia selalu nyaman dan
bahagia berada di dekat cowok itu. Hanya saja, Raya enggan mengakui bahwa ia
punya perasaan lebih pada Rei. Ia takut ternyata ini hanya perasaan sesaat atau
malah hanya perasaan sepihak. Bagaimana kalau sebenarnya Raya hanya sekedar
terbiasa dengan kehadiran Rei dan tidak benar-benar menyukainya? Atau bagaimana
jika ternyata Rei hanya menganggapnya adik? Bagaimana kalau Rei akan menjauh
setelah ia tahu Raya menyukainya? atau bagaimana jika selama ini Rei hanya
mempermainkan Raya? Atau.. atau.. dan masih banyak atau yang lain berkelebat
dipikiran Raya, itu sebabnya ia tidak pernah bertanya atau mengungkapkan apapun
pada Rey. Ia tahu itu mustahil untuk dia bersama dengan Rey. Benar-benar
mustahil.
“kok kamu mau sih Ray di gantungin gitu sama Rei? sampai
kapan kamu mau diperlakukan dengan status nggak jelas begini?” kata Vita pada
Raya. Vita adalah salah satu sahabat Raya. Vita tidak rela Raya diperlakukan
seenaknya oleh Rei terus-menerus. Vita tahu bahwa sebenarnya Raya memiliki
perasaan yang lebih pada Rei. Ia tahu kalau sebenarnya Raya sayang pada Rei
lebih dari sekedar teman, atau kakak, atau sahabat. Ia menyanyangi Rei sebagai
Laki-laki. Tetapi Vita tidak tahan pada tingkah laku Rei yang sepertinya hanya
memberikan harapan palsu pada Raya. Ia memanggil Raya sayang, menggandeng
tangan Raya, menemani Raya ke mana-mana, menceritakan setiap gadis yang dekat
dengannya pada Raya. Apa-apaan ini?? Vita tidak tahan. Mendengar perkataan
Vita, Raya terdiam beberapa saat sampai kemudian ia menatap Vita.
“Besok Vit, aku akan bertanya, aku akan ngungkapin
semuanya”
“Ha? Maksud kamu? Ungkapin apa?”
“Ya semuanya, apa yang aku rasain, apa yang aku
bingungkan. Semua yang tidak jelas ini”
“kamu serius??”
Raya mengangguk mantap. Dia sendiri sebenarnya sudah
tidak tahan dengan sikap Rei. Ia bosan, ia bosan menjalani sesuatu yang tidak
jelas dan tidak ada ujungnya ini. Ia harus mendapatkan kepastian, walaupun ia
harus melukai harga dirinya.
***
“kita berjalan bersama, sebagai kakak dan adik..”
Rei tersenyum setelah mengatakan itu semua. Tadi, baru
saja Raya bertanya sebenarnya apa arti hubungan mereka berdua. Dan itu adalah
jawaban Rei, Kakak dan adik. Raya sempat terpaku pada pernyataan Rei. Entah
kenapa, awalnya ia berharap Rei akan bilang bahwa ia menyukai Raya, menganggap
Raya lebih dari sekedar teman, sahabat, adik. Tapi Raya seharusnya sudah tahu
bukan? Seharusnya ia sadar, sampai kapanpun, Rei hanya akan menganggapnya adik.
Raya sudah tahu ini akan terjadi, sambil menahan rasa sakit di hatinya, Raya
tetap tersenyum.
“kalau begitu saatnya aku mundur bukan?”
“mundur? Mundur dari apa?” Rei tidak mengerti maksud
Raya.
“ya mundur dari orang yang aku suka.. ingatkan? Aku
pernah bilang aku menyukai seseorang dan aku mungkin akan mundur dari dia?”
Raya tersenyum.
“jadi maksud kamu, selama ini.....”
Rei tertegun, jadi selama ini Raya menyukai dirinya? Yang
dimaksud Raya selama ini Rei? Tapi kenapa? Kenapa Rei tidak menyadarinya? Gadis
itu sudah bersamanya selama ini. Kenapa Rei tidak merasakan hal yang sama juga?
Kenapa ia tidak menyukai gadis itu? Atau apakah sebenarnya Rei saja yang tidak
mau mengakuinya?
***
Raya tiba di depan rumah kosnya hampir pukul 11 malam.
Saat Raya hendak masuk, Rei memanggilnya, mengucapkan selamat ulang tahun dan
memberinya sebuah kado. Raya tersenyum dan pamit untuk masuk pada Rei, ketika
Rei sudah pergi ia bergegas masuk, sambil memeluk erat bungkusan dari Rei, ia
menahan rasa yang sakit luar biasa. Air mata yang sejak tadi ia simpan tidak
bisa di tahan lagi. Malam itu ia menangis, menangis sejadi-jadinya akibat luka
yang ada di hatinya.
***
“Jadi?? Ini orang pada kontra lho kita jalan bareng kayak
gini.. mereka nyuruh aku nyari orang lain aja..”
Rei menghela nafas. Dia bingung menghadapi pertanyaan
Raya. Oke, Rei baru saja mengakui bahwa sebenarnya dia juga menyukai Raya.
Sejak Raya mengungkapkan perasaannya, selama setahun ini Rei sudah berfikir dan
berusaha untuk memahami perasaannya sendiri. Dan akhirnya, Rei sampai pada
kesimpulan ia juga memiliki perasaan yang lebih pada Raya. Ia tahu, dan sadar.
Hubungan mereka saat ini mengundang banyak sekali pendapat dari orang lain, dan
melibatkan banyak emosi dari mereka berdua. Ia juga harus tegas pada dirinya
sendiri dan Raya. Ia sebenarnya juga merasa kasihan dan bersalah pada gadis
itu. Walaupun ia akan mundur saat ini, ia tahu orang yang paling terluka adalah
Raya. Ia juga menyukai gadis itu bukan?
“ya kamu sendiri gimana?” tidak ada jawaban dari orang
yang di tanya.
“kalau perasaan kamu masih sama dan kalau kamu mau, ayo
mulai saat ini kita jalani semua sama-sama. Kita mulai dari awal lagi
sama-sama. Gimana? Kamu mau? Tidak ada jawaban. Tiba-tiba saja sebuah pelukan
melingkar erat di pinggang Rei. “Iya, aku mau” J
0 komentar:
Posting Komentar