Cinta begitu sederhana, tanpa perlu alasan apa-apa. Begitu saja ~ Sefryana Khairil
"Kenapa kamu mencintaiku? Alasanmu apa? Kan masih banyak yang lebih baik dari aku?"
Kamu sering sekali bertanya seperti ini.. Kamu tahu? sebenarnya aku juga bingung mau menjawab apa.. Aku takut jawabanku akan salah.. Aku takut jawabanku justru akan melukaimu.. Aku takut jawabanku akan kamu anggap bohong..
"Kenapaa sihh??" tanyamu lagi.
Baiklah, aku akan menjawab. Aku terdiam sejenak.
"Karena.... Kamu cantik.."
"Bohong!" tebasmu.
"Iya. aku bohong." kamu cemberut.
"Kamu memang tidak cantik, wajahmu nilainya hanya rata-rata dari wanita yang sering aku temui selama ini."
"Lantas? "
"Aku mencintaimu bukan karena kamu cantik, aku mencintaimu karena kamu baik."
"Ah, gombal!" katamu.
"Tidak, aku serius. Aku memang tidak mencintaimu karena kamu cantik, aku mencintaimu karena kamu meminjamkan aku bolpoint saat aku membutuhkannya." kamu diam.
"Aku mencintaimu karena kamu memberikan aku bekal makan siangmu ketika kamu tahu aku tidak membawa makanan dan kebetulan aku tidak membawa uang lebih untuk membeli makanan di luar. Aku mencintaimu karena kamu selalu menawarkanku untuk duduk disebelahmu ketika kita naik bus bersama." Kamu tersenyum
"Aku mencintaimu karena kamu tertawa setiap aku menceritakan lelucon bodohku. Aku mencintaimu karena kamu suka menyanyi kencang di jalanan. Aku mencintaimu, karena, entah bagaimana, aku selalu nyaman melihatmu dari belakang."
"Aku mencintaimu karena kamu bertanya tentang kabarku setiap hari. Aku mencintaimu karena kamu selalu berkata tidak apa-apa, bahkan ketika aku membatalkan janjiku denganmu hanya untuk nonton basket bersama teman-teman. Ya.. aku mencintaimu karena berbagai hal yang tak masuk diakal.. "
Kamu menatapku lurus, tidak berkata apa-apa. Rasanya kamu ingin membantah,tapi kamu tidak menemukan kata-kata yang tepat.
Hening, lalu kamu menemukan kembali kalimatmu yang hilang,
"Jika kamu mencintaiku seperti itu, kenapa tidak sering mengatakannya supaya aku percaya padamu?" tanyamu
Aku diam lagi, memikirkan kalimat apa yang kira-kira tepat menjawab tanyamu.
"Sayang.." aku memulai.. "aku tidak sempat.." aku berhati-hati lagi ketika melihat dahimu mengerenyit.
"aku tidak sempat mengatakannya kepadamu sayang.. Aku terlalu sibuk mendengarkan kamu bercerita, terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk membuatmu tetap tersenyum seperti itu."
"Aku terlalu sibuk untuk memikirkan cara mempertahankanmu di sini, bersamaku, agar duniaku tetap utuh. Aku tidak sempat mengatakannya sayang.. maafkan aku.."
kamu tersipu.. ah, untunglah.. kamu tidak jadi ngambek. aku menyelipkan helai rambut ke belakang telingamu..
"sayang.. aku tidak bisa menunjukkan rasa cintaku dengan memberimu bunga mawar setiap hari atau kata-kata aku mencintaimu setiap saat atau memposting foto-foto kita berdua setiap weekend bersama.. Aku hanya mampu mengantarmu belanja, meskipun aku punya segudang pekerjaan yang menunggu.."
"Aku hanya bisa mengantarmu ke terminal pagi-pagi buta, dan menjemputmu di stasiun saat dini hari setiap kamu harus pergi ke luar kota meskipun seharian lelah di kantor. Aku hanya bisa mendengarkan kamu mengeluh tentang teman-temanmu tanpa menyela, karena aku tahu kamu hanya ingin bercerita."
"Sayang.. aku tidak bisa perhatian seperti orang lain, yang selalu bertanya kamu sudah makan atau belum, aku hanya bisa bertanya apakah kamu mau titip sesuatu ketika aku dalam perjalanan ke rumahmu. Aku tidak bisa setiap saat bertanya kabarmu, karena terkadang aku lupa, terkadang aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri."
"Tapi tahukah kamu sayang? setiap aku mengecek handphone, nama pertama yang aku cari adalah namamu? Kamu tahu aku merindukanmu setiap hari, tapi aku tidak mau menyeretmu keluar dari duniamu. Aku pikir selama tidak ada kabar darimu, itu artinya kamu baik-baik saja, di ujung sana, aku yakin kamu sedang melakukan apapun yang membuatmu bahagia. Maaf ya.. terkadang ini membuat kamu kesal, tapi kamu tahu aku perduli dengan caraku sendiri."
"Maaf sayang.. aku tidak sempurna, mungkin terkadang kamu ingin pergi dariku, bahkan aku justru bertanya-tanya kenapa kamu tidak pernah pergi. Entah sejak kapan aku mulai jatuh cinta padamu, entah sejak kapan apapun yang aku lakukan, seburuk apapun keadaanku, selelah apapun hati dan pikiranku, aku hanya ingin kembali padamu.."
Kamu tertunduk.. air matamu menetes perlahan.. kamu tidak lagi menatapku lurus.. kuraih pundakmu, kusandarkan kepalamu di pundakku.. bersama kita melewati sore itu, sembari aku menggodamu karena kamu adalah wanita yang cengeng dan jelek. Ya sayang, kamu wanitaku!
"Kenapa kamu mencintaiku? Alasanmu apa? Kan masih banyak yang lebih baik dari aku?"
Kamu sering sekali bertanya seperti ini.. Kamu tahu? sebenarnya aku juga bingung mau menjawab apa.. Aku takut jawabanku akan salah.. Aku takut jawabanku justru akan melukaimu.. Aku takut jawabanku akan kamu anggap bohong..
"Kenapaa sihh??" tanyamu lagi.
Baiklah, aku akan menjawab. Aku terdiam sejenak.
"Karena.... Kamu cantik.."
"Bohong!" tebasmu.
"Iya. aku bohong." kamu cemberut.
"Kamu memang tidak cantik, wajahmu nilainya hanya rata-rata dari wanita yang sering aku temui selama ini."
"Lantas? "
"Aku mencintaimu bukan karena kamu cantik, aku mencintaimu karena kamu baik."
"Ah, gombal!" katamu.
"Tidak, aku serius. Aku memang tidak mencintaimu karena kamu cantik, aku mencintaimu karena kamu meminjamkan aku bolpoint saat aku membutuhkannya." kamu diam.
"Aku mencintaimu karena kamu memberikan aku bekal makan siangmu ketika kamu tahu aku tidak membawa makanan dan kebetulan aku tidak membawa uang lebih untuk membeli makanan di luar. Aku mencintaimu karena kamu selalu menawarkanku untuk duduk disebelahmu ketika kita naik bus bersama." Kamu tersenyum
"Aku mencintaimu karena kamu tertawa setiap aku menceritakan lelucon bodohku. Aku mencintaimu karena kamu suka menyanyi kencang di jalanan. Aku mencintaimu, karena, entah bagaimana, aku selalu nyaman melihatmu dari belakang."
"Aku mencintaimu karena kamu bertanya tentang kabarku setiap hari. Aku mencintaimu karena kamu selalu berkata tidak apa-apa, bahkan ketika aku membatalkan janjiku denganmu hanya untuk nonton basket bersama teman-teman. Ya.. aku mencintaimu karena berbagai hal yang tak masuk diakal.. "
Kamu menatapku lurus, tidak berkata apa-apa. Rasanya kamu ingin membantah,tapi kamu tidak menemukan kata-kata yang tepat.
Hening, lalu kamu menemukan kembali kalimatmu yang hilang,
"Jika kamu mencintaiku seperti itu, kenapa tidak sering mengatakannya supaya aku percaya padamu?" tanyamu
Aku diam lagi, memikirkan kalimat apa yang kira-kira tepat menjawab tanyamu.
"Sayang.." aku memulai.. "aku tidak sempat.." aku berhati-hati lagi ketika melihat dahimu mengerenyit.
"aku tidak sempat mengatakannya kepadamu sayang.. Aku terlalu sibuk mendengarkan kamu bercerita, terlalu sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk membuatmu tetap tersenyum seperti itu."
"Aku terlalu sibuk untuk memikirkan cara mempertahankanmu di sini, bersamaku, agar duniaku tetap utuh. Aku tidak sempat mengatakannya sayang.. maafkan aku.."
kamu tersipu.. ah, untunglah.. kamu tidak jadi ngambek. aku menyelipkan helai rambut ke belakang telingamu..
"sayang.. aku tidak bisa menunjukkan rasa cintaku dengan memberimu bunga mawar setiap hari atau kata-kata aku mencintaimu setiap saat atau memposting foto-foto kita berdua setiap weekend bersama.. Aku hanya mampu mengantarmu belanja, meskipun aku punya segudang pekerjaan yang menunggu.."
"Aku hanya bisa mengantarmu ke terminal pagi-pagi buta, dan menjemputmu di stasiun saat dini hari setiap kamu harus pergi ke luar kota meskipun seharian lelah di kantor. Aku hanya bisa mendengarkan kamu mengeluh tentang teman-temanmu tanpa menyela, karena aku tahu kamu hanya ingin bercerita."
"Sayang.. aku tidak bisa perhatian seperti orang lain, yang selalu bertanya kamu sudah makan atau belum, aku hanya bisa bertanya apakah kamu mau titip sesuatu ketika aku dalam perjalanan ke rumahmu. Aku tidak bisa setiap saat bertanya kabarmu, karena terkadang aku lupa, terkadang aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri."
"Tapi tahukah kamu sayang? setiap aku mengecek handphone, nama pertama yang aku cari adalah namamu? Kamu tahu aku merindukanmu setiap hari, tapi aku tidak mau menyeretmu keluar dari duniamu. Aku pikir selama tidak ada kabar darimu, itu artinya kamu baik-baik saja, di ujung sana, aku yakin kamu sedang melakukan apapun yang membuatmu bahagia. Maaf ya.. terkadang ini membuat kamu kesal, tapi kamu tahu aku perduli dengan caraku sendiri."
"Maaf sayang.. aku tidak sempurna, mungkin terkadang kamu ingin pergi dariku, bahkan aku justru bertanya-tanya kenapa kamu tidak pernah pergi. Entah sejak kapan aku mulai jatuh cinta padamu, entah sejak kapan apapun yang aku lakukan, seburuk apapun keadaanku, selelah apapun hati dan pikiranku, aku hanya ingin kembali padamu.."
Kamu tertunduk.. air matamu menetes perlahan.. kamu tidak lagi menatapku lurus.. kuraih pundakmu, kusandarkan kepalamu di pundakku.. bersama kita melewati sore itu, sembari aku menggodamu karena kamu adalah wanita yang cengeng dan jelek. Ya sayang, kamu wanitaku!